Upacara Sapuh Leger di Banjar Kedungu, Kediri

Yayasan Dalem Gedong Ratih melaksanakan kegiatan  Upacara Sapuh Leger pada Saniscara Keliwon Wayang (16-08-2025) di Banjar Kedungu, Kediri, Tabanan, dipuput oleh Ida Bhagawan Wiweka Dharma.

Sapuh Leger adalah salah satu upacara penting dalam tradisi Hindu di Bali yang ditujukan khusus bagi seseorang yang lahir pada wuku Wayang. Upacara ini memiliki makna penyucian diri dari pengaruh negatif lahir pada wuku tersebut, sehingga seseorang dapat menjalani kehidupan dengan lebih harmonis, selaras, dan bersih secara niskala maupun sekala.

Upacara ini tidak hanya memiliki tujuan spiritual, tetapi juga mengandung nilai budaya, filosofi hidup, serta penguatan hubungan manusia dengan kekuatan jagat raya dan leluhur.

Apa Itu Wuku Wayang?

Dalam penanggalan Bali, wuku adalah siklus mingguan yang berjumlah 30 wuku.
Salah satunya adalah Wuku Wayang, yang dipercaya memiliki kaitan erat dengan energi—baik positif maupun negatif—yang lebih kuat dibanding wuku lainnya.

Seseorang yang lahir pada wuku Wayang diyakini membawa “lontar wayang” atau kekuatan simbolik yang perlu diseimbangkan melalui Sapuh Leger, agar kehidupannya terhindar dari gangguan atau rintangan niskala.

Makna Filosofis Sapuh Leger

Secara harfiah, Sapuh berarti “membersihkan”, sementara Leger berarti “pengaruh buruk”.
Maka Sapuh Leger bermakna: “Upacara untuk membersihkan berbagai kekotoran niskala yang melekat sejak kelahiran.”

Makna mendalam dari upacara ini meliputi:

• Penyucian dari energi kelahiran pada wuku Wayang
• Mengharmoniskan hubungan antara manusia, alam, dan Hyang Widhi
• Menghilangkan rintangan hidup yang mungkin muncul akibat ketidakseimbangan niskala
• Menyempurnakan perjalanan hidup dari bayi hingga dewasa